-->

Al Hikam Hikmah ke 8 - Tentang Amal-Berserah diri dan Ma'rifat

Al Hikam Hikmah ke 8 - Tentang Amal-Berserah diri dan Ma'rifat - Bismillah..dalam kesempatan ini akan menjelaskan tentang hikmah yang ke 8, yang membahas tentang amal, amal adalah perbuatan yang dilakukan oleh manusia dengan niat yang bersih, hingga akan sampai pada berserah diri kepada sanga Maha Pencipta dan akan dianugerahi Ma'rifatullah.

 Al Hikam Hikmah ke 8 - Tentang Amal-Berserah diri dan Ma'rifat

Redaksi Mutiara Hikmah yang ke 8 - Jalan Ma'rifat

Al Hikam Hikmah ke 8 - Tentang Amal-Berserah diri dan Ma'rifat
Artinya : "Saat Allah SWT membuka bagimu (satu) Muka Pengenalan, karena itu jangan engkau sandingkan (hadirnya) pengenalan itu dengan minimal amal-amalmu; sebab sebenarnya Ia tidak membuka pengenalan itu bagimu terkecuali (jika) Ia hanya inginkan untuk mengenalkan (Diri-Nya) padamu.
Bukankah engkau tahu jika sebenarnya (satu) pengenalan itu (hanya) Ia yang menginginkannya atasmu, sedang amal-amal itu (hanya) satu hadiah dari engkau kepada-Nya; karena itu tidak sepadan di antara apa-apa yang engkau hadiahkan kepada-Nya dengan apa-apa yang Ia kehendaki untukmu."

Dari mutiara hikmah ini sebenarnya mengandung rahasia - Ada rahasia yang benar-benar halus di balik kalimat-kalimat Ibnu Athaillah dalam masalah ini. Ibnu Athaillah bukan akan menjelaskan jika amaliah tidak bermakna, karenanya ialah sinyal kepatuhan kepada-Nya. Tetapi ada masalah yang semakin besar dari itu yang perlu dipunyai tiap pejalan suluk.

Saat Allah buka “Wajah Pengenalan”, karena itu yang Ia anugrahkan pada seseorang hamba ialah Diri-Nya, Eksistensi-Nya, bukan semata-mata perbuatan-Nya, karunia-Nya, atau surga-Nya. Karena itu tidak sepadan saat Allah menyerahkan semua Diri-Nya untuk dikenali, sesaat satu orang cuma menyerahkan amal tindakannya, bukan dianya.

Ialah Nabi Muhammad SAW memberikan nasehat pada putrinya Fatimah r.a. untuk selalu berdoa pada tiap pagi serta petang:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ! أَصْلِحْ لِي شَأْنِيَ كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

artinya : Wahai (Dzat) yang Maha Hidup serta Maha Berdiri Sendiri! Dengan rahmat-Mu saya meminta pertolongan. Perbaikilah urusanku semuanya; serta jangan Engkau berikan saya pada diriku walaupun cuma sesaat mata. – H.R. Imam An-Nasai, Imam Al-Hakim.

Penjelasan :

 Orang yang hatinya suci akan terima pancaran Nur Ilahi ke mata hatinya yang akan lihat inti jika Allah lah yang Maha Mulia, Maha Suci, Maha Tinggi, serta tidak dapat dikenali tetapi jika Ia memperkenalkan Diri Nya ( makrifat ).

Tidak ada Pengetahuan serta Amal apa pun yang dapat mengemukakan ke derajat makrifat itu. Jika hal itu betul-betul diakui , karena itu tidak ada jalan untuk dapat sampai pada Allah tetapi menyerahkan seutuhnya cuma pada Allah s.w.t. Serta tidak gantungkan pada amal atau ilmunya.

Dalam perjalanan makrifat satu orang seseorang tidak lepas dari peluang sangsi ragu,patah semangat bahkan juga putus harapan, bila ia masih bertumpu pada suatu tidak hanya Allah.Karena itu tidak ada alternatif lain terkecuali dengan menyerah diri dengan keseluruhan pada Allah , cuma Ia lah yang memiliki Kuasa yang mutlak untuk pilih hamba hamba Nya yang wajar mengetahui Diri nya. Pengetahuan serta amal cuma dipakai untuk membuat situasi hati yang menyerah diri cuma pada Allah.

Cuma hamba hamba Allah yang sampai derajat penyerahan diri dengan keseluruhan berikut yang peluang mendapatkan anugerah Allah untuk mengetahui Diri Nya ( makrifat ).
Karena itu jalan penyerahan diri dengan keseluruhan berikut yang disebut gerbang ke arah makrifat.

Orang yang cari jalan penyerahan diri pada Allah, ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk bermujahadah, berusaha menantang bujukan nafsu, rajin lakukan amal beribadah, serta suka tuntut pengetahuan.
Dhahirnya repot jalankan syariat, batinya repot memperkokoh iman.

Firman Allah dalam Surah Al Ankabut : 69 , yang berarti ;

Serta orang orang yang berupaya dengan bersungguh benar-benar sebab penuhi kehendak agama Kami, sebenarnya kami akan pimpin mereka ke jalan jalan Kami, serta sebenarnya ( pertolongan ) Allah dan orang orang yang melakukan perbaikan amalnya .

Orang yang bermujahadah pada jalan Allah dengan tuntut pengetahuan serta mengamalkanya, perbanyak beribadah,berdzikir, mensucikan hati, karena itu Allah memberikan jalan dengan memberi taufik serta hidayah hingga terbuka padanya situasi hati menyerah diri pada Allah, tanpa ada sangsi ragu serta ridho pada apa yang dikerjakan sebab Allah s.w.t.
Karena itu terbawalah ia ke gerbang makrifat, yang cuma Allah sajalah yang memastikan kemakrifatanya

0 Response to "Al Hikam Hikmah ke 8 - Tentang Amal-Berserah diri dan Ma'rifat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel