Kitab Al Hikam " Amal Tiada Kesempurnaan Selain Ikhlas "
Tuesday, April 26, 2016
Add Comment
Saudaraku.........Hikmah Syeikh Ibn Athoillah yang ke 10, mengajak kita berpandangan kepada perbuatan IKHLAS sebagai RUH nya amal, dan sekarang Hikmah ke 11 dari Kitab Al Hikam " Amal Tiada Kesempurnaan Selain Ikhlas " Tujuan mutakallim (Syeikh Ibnu Athoillah) dalam hikmah ini, menunjukan supaya kita sebagai Salik yang memiliki himmah wudhul (bertujuan untuk ibadah Wushul) agar dirinya selamat dari bahaya syirik (amal yang tujuannya kepada selain Alloh) dan dari Hikmah ini sang Pengarang mengajak kepada kita untuk lebih memahami lebih dalam lagi, kepada persoalan yang lebih halus, yaitu tentang :
Mari kita mulai ngaji barengnyaDiri Kita Sendiri atau Kewujudan kita.
Hikmah ke 11 : Amal Tiada Kesempurnaan Selain Ikhlas
ادفن وجودك فى ارض الخمول فما نبت مما لم يدفن لا يتم تناجه
" Tanamkan wujud kamu dalam bumi yang terdalam sehingga kamu tersembunyi, karena sesuatu yang tumbuh dari sesuatu yang tidak di tanam itu Tidak SEMPURNA Hasilnya "
Saudaraku....Pada mulanya perjalanan seorang Salik (orang yang mempunyai tujuan Ibadah Wushul) dalam mengembara Kerohaniannya membawa bersama-sama sifat kemanusiannya ( Basyariahnya ) dan alam nyata, dia dikawal dengan keinginan, cita-cita, pemikiran , angan-angan dan lain sebagainya, nah disana ada hal yang sangat penting yaitu Mujahadah untuk berusaha memeranginya menghancurkan sipat-sipat tercela dan memutuskan jeratan pengaruh Dunia.
nafsu itu ada Martabat/jenis-jenis Nafsu udah di bahas pada masalah Ruh, Qolbu, Akal dan Nafsu.
Jangan memandang enteng Nafsu, dalam menguasai akal, dan panca indera di dalam Al-Qur'an telah di peringatkan akan bahaya nafsu yaitu dalam QS. Al-Furqon yat 43 dan 44
artinya :
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,
Sifat-siaft Nafsu :
- Pembawannya tidak baik mendorong kepada kejelekan
- Menentang kepada Alloh
- Menyukai perbuatan Maksiat
- Tidak Tahu kepada Alloh
kita kembali lagi ke bahasan......jadi jelas amal ibadah yang banyak tapi dalam hati kita masih tertanam hal yang tidak baik, seperti mau di lihat , mau di hargai, mau imbalan, maka hasilnya pun tidak akan sempurna, melaikan kerugian yang didapat Naudzubillah tsumma nauzdubiilah. karena itu termasuk syirik Khofi ( Riya )
Dalam amal Perbuatan yang Ikhlas, tidak ada kepentingan bagi dirinya, melainkan hanya karena Alloh SWT, dan dalam beramal ibadah seorang SALIK akan merasa cukup yang mengetahui hanyalah Allah SWT.
Ini bukan berarti dalam melaksanakan ibadah harus sendiri di kamar, ga di lihat orang lain, buka seperti itu, tapi yang di maksud oleh Syeikh Ibnu Athoillah itu, hatinya dalam beramal hanya cukup di lihat oleh Allah SWT, adapun orang-orang lain melihatnya atau mengetahuinya sedang beribadah, maka hatinya tidak terpengaruh apapun, karena sudah mempunyai TAUHID, bahwa dalam bertauhid makhluk ( manusia tidak bisa mendatangkan manfa'at dan mafsadat ) yang bisa hanya Allah SWT.
Nah Saudaraku.....jadi jika masih ada kepentingan untuk diri kita, maka keikhlasan tidak akan tumbuh pada diri kita.
Cara belajar Ikhlas dalam beramal ibadah :
1. Beramal sesuatu jangan ada yang tahu
2. Jangan mau di lihat orang
3. Jangan mau di puji orang
4. jangan mau di hargai, di hormati
5. Jangan mengharapkan Imbalan dari amal yang kita lakukan
Dan ingat 5 cara di atas buat orang yang baru belajar dalam tahapan ikhlas, adapun yang sudah jadi Ahli Ikhlas cara di atas tidak perlu dilakukan.
contohnya : point 1 beramal jangan ada yang tahu, itu bagus buat yang baru belajar amal yang ikhlas, tapi kalau hatinya sudah kuat bertauhidnya atau sudah jadi Ahli Ikhlas , mau ada orang mau tidak ada orang, mau di lihat atau tidak perbuatannya, mau di puji mau tidak, mau di hormati atau dihina, maka hati seorang Salik yang sudah kuat Ikhlasnya , maka tidak akan terpengaruh sedikitpun, lurus saja dalam beramalnya.
Kesimpulan/ Al Hasil :
Jadi sudah jelas bahwa amal tiada sempurna, bahkan bisa tidak ada artinya jika dalam amal itu tidak didasari dengan IKHLAS, dan ingat IKHLAS itu pekerjaan hati, maka dengan itu bisa dan tidaknya kita beramal dengan Ikhlas tergantung kepada kuat dan tidaknya dalam bermujahadah/memernagi nafsu.
Semoga bermanfaat......dan semoga Allah SWT terus melimpahkan kekuatan kepada kita, yang pada akhirnya kita diberi Keikhlasan dalam hati dalam berbagai amal yang kita lakukan . Aamiin Yaa Rabal 'Alamiin.
Silahkan bisa di baca bahasan sebelumnya : Al Hikam Hikmah Ke 10
Jika kita perhatikan Hikmah-hikmah sebelumnya Syeikh Ibn Athoillah
Bahwa hijab NAFSU dan AKAL yang membungkus hati sehingga kadang-kadang kebaikan tak terlihat, akal yang titutupi kegelapan Nafsu, ialah akal yang yang tidak menerima pancaran NUR, karena apa , karena di kuasai oleh Nafsu.nafsu itu ada Martabat/jenis-jenis Nafsu udah di bahas pada masalah Ruh, Qolbu, Akal dan Nafsu.
Jangan memandang enteng Nafsu, dalam menguasai akal, dan panca indera di dalam Al-Qur'an telah di peringatkan akan bahaya nafsu yaitu dalam QS. Al-Furqon yat 43 dan 44
artinya :
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,
Atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).
Sifat-siaft Nafsu :
- Pembawannya tidak baik mendorong kepada kejelekan
- Menentang kepada Alloh
- Menyukai perbuatan Maksiat
- Tidak Tahu kepada Alloh
kita kembali lagi ke bahasan......jadi jelas amal ibadah yang banyak tapi dalam hati kita masih tertanam hal yang tidak baik, seperti mau di lihat , mau di hargai, mau imbalan, maka hasilnya pun tidak akan sempurna, melaikan kerugian yang didapat Naudzubillah tsumma nauzdubiilah. karena itu termasuk syirik Khofi ( Riya )
Dalam amal Perbuatan yang Ikhlas, tidak ada kepentingan bagi dirinya, melainkan hanya karena Alloh SWT, dan dalam beramal ibadah seorang SALIK akan merasa cukup yang mengetahui hanyalah Allah SWT.
Ini bukan berarti dalam melaksanakan ibadah harus sendiri di kamar, ga di lihat orang lain, buka seperti itu, tapi yang di maksud oleh Syeikh Ibnu Athoillah itu, hatinya dalam beramal hanya cukup di lihat oleh Allah SWT, adapun orang-orang lain melihatnya atau mengetahuinya sedang beribadah, maka hatinya tidak terpengaruh apapun, karena sudah mempunyai TAUHID, bahwa dalam bertauhid makhluk ( manusia tidak bisa mendatangkan manfa'at dan mafsadat ) yang bisa hanya Allah SWT.
Nah Saudaraku.....jadi jika masih ada kepentingan untuk diri kita, maka keikhlasan tidak akan tumbuh pada diri kita.
Cara belajar Ikhlas dalam beramal ibadah :
1. Beramal sesuatu jangan ada yang tahu
2. Jangan mau di lihat orang
3. Jangan mau di puji orang
4. jangan mau di hargai, di hormati
5. Jangan mengharapkan Imbalan dari amal yang kita lakukan
Dan ingat 5 cara di atas buat orang yang baru belajar dalam tahapan ikhlas, adapun yang sudah jadi Ahli Ikhlas cara di atas tidak perlu dilakukan.
contohnya : point 1 beramal jangan ada yang tahu, itu bagus buat yang baru belajar amal yang ikhlas, tapi kalau hatinya sudah kuat bertauhidnya atau sudah jadi Ahli Ikhlas , mau ada orang mau tidak ada orang, mau di lihat atau tidak perbuatannya, mau di puji mau tidak, mau di hormati atau dihina, maka hati seorang Salik yang sudah kuat Ikhlasnya , maka tidak akan terpengaruh sedikitpun, lurus saja dalam beramalnya.
Kesimpulan/ Al Hasil :
Jadi sudah jelas bahwa amal tiada sempurna, bahkan bisa tidak ada artinya jika dalam amal itu tidak didasari dengan IKHLAS, dan ingat IKHLAS itu pekerjaan hati, maka dengan itu bisa dan tidaknya kita beramal dengan Ikhlas tergantung kepada kuat dan tidaknya dalam bermujahadah/memernagi nafsu.
Semoga bermanfaat......dan semoga Allah SWT terus melimpahkan kekuatan kepada kita, yang pada akhirnya kita diberi Keikhlasan dalam hati dalam berbagai amal yang kita lakukan . Aamiin Yaa Rabal 'Alamiin.
Silahkan bisa di baca bahasan sebelumnya : Al Hikam Hikmah Ke 10
0 Response to "Kitab Al Hikam " Amal Tiada Kesempurnaan Selain Ikhlas ""
Post a Comment