-->

Al Hikam Hikmah ke 8 " Jalan Menuju Ma'rifat "

  
Al Hikam Hikmah ke 8 " Jalan Menuju Ma'rifat " itu bahasan yang akan di kaji dalam kesempatan ini, semua telah Allah berikan jalan masing-masing, dan ma'rifatullah juga telah Allah sediakan Jalannya, asalkan yang menuju jalan ma'rifat itu, benar-benar istiqomah dan ikhlas dalam segala bentuk amal yang dilakukan.

Kitab Al Hikam

Baca Juga : Al Hikam Hikam  ( tentang : Ahwal menentukan Amal )

Bismilahirrahmaanirrahiim....


ادافتح لك وجهة من التعرف فلا تبال معها ان قل عملك فانه ما فتحها لك الا وهو يريد ان يتعرف اليك الم تعلم ان تعرف هو مورده عليك والاعمال انت مهديها اليه واين ما تهديه اليه مما هو مورده عليك

Artinya : Apabila Alloh Membukakan Hati (Sir) bagimu, jalan untuk Ma'rifat, maka jangan kau hiraukan dengan amalmu, yang masih sedikit,Karena Alloh tidak membukakan jalan Ma'rifat, melainkan dia berkehendak memperkenalkan diri-NYA kepada-mu

EDISI SUNDA :
Dimana Alloh SWT, mukakeun ka anjeun sajolan tina ma'rifat, maka ulah merduli sartana ieu jalan, sok sanajan amal anjeun saeutik, maka saenya-enyana Alloh mukakeun jalan ma'rifat pikeun anjeun, terkecuali ku karepna Alloh SWT


Saudaraku.....
Hikmah-hikmah sebelumnya, telah di bahas oleh sang Pengarang Kitab Syeikh Ibn Athoillah, yang mana bahasannya mengajak kita untuk merenung, secara mendalam tentang pengertian, Amal, Qada dan Qodar, Tadbir dan Ikhtiyar, serta Janji-janji Alloh SWT. Yang mana tujuannya mendidik agar rohani kita melihat kecilnya yang datang dari hamba, dan betapa besar pula yang datang dari pada Alloh SWT.

Ruhani

Rohani  yang terdidik akan membentuk sikap beramal tanpa melihat, kepada amalan itu, tapi dalam rohaninya melihat itu hanya Syuhudul Minnah   شهودالمنه /  karunia/anugerah dari Alloh SWT. karena kita cuma dibisakan, dimampukan, dikuatkan oleh Alloh SWT, jadi jelas tidak akan melirik pada kekuatan pada diri kita yang bisa mengerjakan amal ibadah itu. Orang yang seperti ini rohaninya, tidak algi akan membuat tuntutan pada Alloh SWT, tetapi membuka hatinya untuk menerima Taufik dan Hidayah-NYa.

dan dikarenakan Tidak ada Ilmu dan Amal yang dapat menyampaikan seseorang hampa pada Alloh SWT, tidak ada cara untuk mengenal Alloh, tapi hanya bisa dikenali apabila Dia (Alloh) memperkenalkan dirinya, kepada hambanya, maksudnya Alloh SWT memberikan Ma'rifat kepada hambanya tidak di ukur dengan besar dan kecilnya amalan seseorang hambanya, akan tetapi masalah Ma'rifatulloh, hanya Inayah Alloh SWT. 

Jadi kita sebagai hamba yang masih kecil/sedikit amalan ibadahnya tidak akan melihat pada amal dan ilmunya,  sebaliknya yang amal dan ilmunya banyak tidak akan menyombongkan dirinya dengan amal dan ilmunya itu karena semuanya hanya WAHBIAH/pemberian Alloh SWT.

Adapun orang yang berpegang pada Janji-Janji Alloh SWT, bahwa Alloh akan membukakan jalan, kepada Hamba yang ada di Jalan-NYA, maka terus lah dengan Amalan yang Istiqomah, jangan berhenti, supaya yang ia akan lebih layak, untuk menerima karunia/Anugerah Alloh SWT.

Dalam Perjalanan memperoleh Ma'rifatulloh tentunya banyak orang yang akan kecewa, ragu-ragu, patah semangat, bahkan putus asa, jika mereka semua masih bersandar pada sesuatu Selain Alloh SWT. misalnya....ibadah banyak, malam sholat, siang puasa, shodaqoh dan sebaginya, tapi tidak wushul -wushul ibadahnya, malah ada perasaan biasa-biasa saja tidak ada cita-cita ibadah wushul, Maka dengan itu janganlah bersandar kepada selain Alloh, hanya kepada Alloh kita berserah diri.

Seorang Hamba tidak punya pilihan selain dari Berserah diri (Taslim) kepada Alloh SWT, karena Alloh yang mempunyai kuasa Mutlaq dalam menentukan  siap-siapa saja hamba yang layak untuk mengenali diri-NYA.

Kesimpulan : Alloh SWT, memberikan segala sesuatu terhadap makluknya baik dari Rizki dhohir ataupun Rizki Bathin semunya tidak terpengaruh atau terpaksa dengan apapun, yang dilakukan oleh hambanya. melainkan semuanya hanya dengan sifat IRODATnya ALLOH SWT (kehendaknya sendiri)

bisa baca juga : Al Hikam Hikmah ke 9

Maka dengan itu dari Mutiara hikmah ini, kita dapat memahami, bahwa Alloh bisa saja membukakan arah/jalan Ma'rifatulloh itu tidak melihat amal seseorang banyak dan sedikitnya, tapi yang dilihat oleh Alloh SWT, justru dari hati seorang hambanya, yang apabila mereka masih bersandar dalam melakukan sesuatu amal pada amal dan ilmunya, maka tidak sedikit amal dan ilmunya itu jadi HIJAB bagi mereka kepada Alloh, akan tetapi bersandarlah, berserah dirilah (TASLIM) kepada Alloh SWT. dengan tetap Istiqomah melakukan ibadah dengan mengerahkan segala kemampuan kita, tapi..ingat jangan sampai kita bersandar pada amal itu..hanya pada Alloh SWT.

Dalil-dall tentang perintah bertawakal kepada Alloh SWT :
Firman Alloh SWT QS. ALI IMRON ayat : 122 dan ayat 159 serta
Firman Alloh SWT : QS ALI IMRON ayat 160

kitab Al Hikam

Artinya :
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal

QS. AN NISA ayat 81




Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi.  Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.

Kesimpulan.............. 

" Banyak dan Sedikitnya Amal seseorang tidak menjadi penghalang bagi Alloh SWT , jika Alloh menghendaki akan memberikan Nur berupa pengetahuan kepada Bashiroh (mata hatinya) Makluknya ( manusia ), untuk lebih mengenaln-NYA.......
" Kita sebagai makluk yang cuma diberi kemampuan olehNYa, maka ketika Alloh memberikan kelapangan, kemampuan, kesehatan dan lain sebagainya, maka berusahalah untuk lebih memaksimalkan dalam mengunakan pemberian-Nya itu.
Semoga kita selalu ada dalam lindungannya, dan semoga diberikan Hidayah dan Taufiq-Nya. Aamiin...


 

 





0 Response to "Al Hikam Hikmah ke 8 " Jalan Menuju Ma'rifat ""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel