-->

Al Hikam Hikmah ke 155

Bahasan Al Hikam Hikmah ke 155 tentang : MAQOM MUKASAFAH ( Terbuka Hijab )
          
 Dalam kesempatan ini akan sedikit mengkaji Mutiara Hikmah Syeikh Ibn Athoillah yang ke 155
yang membahas tentang MUKASYAFAH (terbukanya Hijab).

          MUKASYAFAH secara etimologi bahasa bisa diartikan dengan terbukanya tirai atau hijab ayang asal katanya dari Kasyafa yang berarti tersingkap, yang dimaksud terbuka disini adalah terbukanya Rahasiah-rahasiah alam yang gelap yang tidak bisa dijangkau dengan panca indera, nah itu bisa begitu terang dengan mata bathin (SIR) orang yang Mukasyafah.
tapi saudara kalau menurut Terminologi bahasa Mukasyafah itu terjadi berbeda pendapat dalam mengartikan atau mendefinisikan tentang mukasyafah tersebut, seperti contoh :
Pendapat Ulama yang termuat dalam kitab Sirojut Tholibin, bahwa mukasyafah itu adalah Nur yang nyata dalam hati (SIR) seseorang yang dimana sir tersebut lagi dalam keadaan teramat bersih, terbebas dari akwan (makluk) segala kotoran, maka saat itulah datang NUR yang menjadi ilmu pengetahuan bagi orang tersebut.

        Nah jadi apabila seseorang hamba dianugrahi ilmu berupa Mukasyafah, dan ilmu itu telah menghujam pada dirinya, maka terbukalah semua rahasiah/hijab dari semua alam semesta, sekaligus menjadi tanda bahwa Maqom/kedudukan spiritual orang tersebut telah naik kepada Hakikat.

Walaupun demikian, terlihatnya seperti sudah hebat maqom tersebut, akan tetapi ingat itu bukan tujuan inti dari hakikat Ibadah, melainkan hanya baru mencapai setengah perjalanan Ruhani saja.

Saudaraku...kita lanjutkan ke tema pembicaraan dan kita lihat dulu redaksi dari mutiara hikmah Syeikh Ibnu Athoillah : 


" Terkadang kita dibuka hijab dan melihat kepada hal yang tidak dapat dicapai dengan indera , yaitu melihat kepada hal-hal rahasiah-rahasia ghoib alam semesta ( ghoib malakut ) dan terkadang dibuka hijab kepada rahasiah-rahasiah tentang kehidupan manusia.

Seseorang dalam keadaaan Mukasyafah itu tidak muncul terus-menerus akan tetapi , terkadang muncul dan terkadang tidak, maka kalau kita lihat dalam keterangan memakai bahasa    ربما  yang artinya terkadang.

Saudara dalam keterangan diatas, kita bisa memahami bahwa yang disebut Mukasyafah itu menurut Syeikh Ibnu Athoillah terbagi menjadi dua bagian :
  • Mukasyafah                علي الغيب الملكوت                 terhadap rahasiah-rahasiah ghoib yang berkaitan dengan malakut (rahasiah ketuhanan
  • Mukasyafah                  علي اسرار العباد              terhadap rahasiah-rahasiah semua makhluk-makluk Alloh SWT
terbukalah kita untuk memahami, bahwa ilmu Mukasyafah itu bukan ilmu yang dapat dipelajari dengan hapalan atau seperti tahfidzul Qur'an yang pada umumnya dapat dihapal dulu baru bisa , ilmu ini datang dari sang Kholik kepada seseorang bila dirinya bersih dari kotoran-kotoran dalam hatinya sehingga Alloh SWT memberikan NUR kepadanya.

Saudaraku jika kita bandingkan lebih utama mana ? mukasyafah     علي اسرار العباد  atau mukasyafah 'ala Ghoibil Malakut, tentu  kita sudah mengetahui jawabannya yaitu lebih mulia Mukasyafah                          علي الغيب الملكوت   dikarenakan mukasyafah      علي اسرار العباد       , kadang menjadi fitnah baginya, tapi itu juga digambarkan bagi orang yang SIR nya belum terlalu kuat sehingga terkadang menjadi fitnah.

Kita beri kesimpulan : yakin bahwa Mukasyafah itu ilmu yang diberikan kepada seseorang kala hati kita bersih dari semua kotoran yang dapat menjadi penghalang terbukanya hijab, dan Mukasyafahnya seseorang tidak muncul terus-terusan akan tetapi terkadang muncul, terkadang tidak tergantung Alloh SWT memberi atau tidaknya ilmu mukasyafah tersebut
terakhir.... ilmu mukasyafah itu bukan ilmu yang dapat di kasab/dicari atau di cita-citakan mau Mukasyafah, akan tetapi itu ilmu WAHBIAH/pemberian dari Alloh SWT bagi orang yang besih jiwanya dari kotoran-kotoran.

         Semoga kita semua dapat membersihkan hati kita dari berbagai akwan/kotoran yang dapat menghalangi pandangan SIR kita terhadap  Alloh SWT, dan semoga kita semua diberikan Hidayah da Taufiqnya . Amiin

Semoga Bermanfaat...



0 Response to "Al Hikam Hikmah ke 155"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel