-->

Kitab Al Hikam " Bahaya Riya " Hikmah ke 158

Bismilahirrahmanirrahim



             Kitab Al Hikam " Bahaya Riya "  Hikmah ke 158 Syeikh Ibn Athoillah menerangkan masih tentang seputar Riya Khofi yang selalu datang kepada ahli ibadah, yaitu ketika ibadah ada perasaan ingin di muliakan oleh sesama, karena kekhususanmu dalam beribadah, jadi lirikan hatinya dalam pelaksanaan ibadah itu, hanya tertuju untuk mencari cara supaya orang-orang  menghormati, memuliakannya tidak ada tujuan Ibadah Wushul kepada Alloh SWT, maka yang demikian menjadi satu dalil bahwa masih cacat UBUDIAH nya (salah tujuan ibadahnya).


jadi hikmah ini, khusus kepada muridin, yang mempunyai himmah/cita-cita ibadah wushul, jangan melakukan amal, yang tujuan kepada selain Alloh, karena itu menunjukan kepada cacat ubudiah kamu, sebab orang yang sidiq/benar ubudiahnya tidak akan sedikitpun dalam hatinya melirik kepada selain Alloh.

Bahaya Riya

Catatan Penting : Ciri-ciri riya dalam amal perbuatan
  • Bahagia atau semangat jika berbuat suatu amal di lihat orang lain
  • Merahasiahkan suatu amal dari pandangan manusia tapi tujuan ingin lebih di muliakan, dihormati, di sanjung, di agungkan 
  • Ketika melakukan amal, dengan tujuan ingin di muliakan tetapi orang-orang tidak menghormati , memuliakan dirinya, maka dia benci kepada orang tersebut 
  • Mendoakan dengan Doa-Doa buruk, kepada orang-orang yang tidak memberikan akan hak-nya
  • bahagia hatinya ketika orang lain memuji kita dalam berbuat amal kebaikan
nah itulah perbutan amal yang dilakukan jika dalam hatinya terselip riya, maka yang diperoleh oleh orang yang riya tersebut, maka tidak akan ada hasilnya 

Kesimpulan : 

Siapa orang ketika melakukan amal dzohirnya ingin di lihat orang lain, maka itu jelas Riya Jali (cacat Ubudiah ).
Tapi harus tahu bahwa ini hikmah yang 158 hanya di ibaratkan kepada orang yang baru dalam tahap awal belajar Taroqi dan Suluk ( Fi Bidayati Salikiin ) , 
apa sebabnya ? karena tidak semua orang, yang ketika amal dzohirnya di lihat orang lain, ada rasa semangat dan bahagia itu Riya, tidak juga.....karena diantaranya ada  wali-wali Alloh, Al 'Arif Billah, ketika amal dzohirnya di lihat, mereka juga ada yang bahagia, senang, semangat, tapi mereka semua wali-wali Alloh tidak terjatuh pada Riya, karena mereka sudah beda perasaan hatinya, wali-wali Alloh, senang, bahagia, semangat bukan dari di lihat orangnya, tapi mereka bahagia, senang melihat kepada sifat Jamalnya Alloh SWT. jadi buat para 'Arifin/Al 'arif billah, tidak jadi masalah apabila amalnya mau di dzohirkan atau di rahasiahkan, karena Sir mereka telah kuat dengan Ma'rifatulloh.

maka kita berdoa mudah-mudahan kita semua selalu diberikan Inayah dan HidayahNya, karena hanya dengan itu kita semua bisa mencapai kebersihan hati dalam beramal.

semoga bermanfaat.......


0 Response to "Kitab Al Hikam " Bahaya Riya " Hikmah ke 158"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel