-->

Al Hikam Hikmah ke 6 - Masalah Do'a da Ijabah

Al Hikam Hikmah ke 6 - Masalah Do'a da Ijabah | Salam Sahabat semua, Al Hikam Ngaji Bareng, dalam kesempatan ini akan menuliskan mutiara hikmah Syekh Ibnu Athoillah dalam Kitabnya Al Hikam, masalah Doa, dan Ijabah.
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat muslim tidak terlepas dari Doa, maka dari itu teruslah berdoa, dengan niat yang lurus, ikhlas, karena Doa adalah ibadah.

 Al Hikam Hikmah ke 6 - Masalah Do'a da Ijabah
Untuk lebih singkatnya mari simak redaksi Kalimat dalam mutiara hikmahnya.

Yang Artinya : Jangan karena terlambatnya Ijabah Doa kepadamu, disaat kamu telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, sehingga menyebabkan kamu berputus asa, karena Dia (Alloh) telah menjamin terkabulnya Doa dengan apa yang Dia Pilihkan untukmu, bukan apa yang kamu pilih untuk dirimu, dan waktu yang Dia kehendaki, bukan pula pada waktu yang kamu harapkan.

Doa merupakan bentuk Ibadah dan sebuah sarana yang diberikan Alloh SWT , kepada hambanya, untuk meminta pertolongan dan mengajukan keinginannya,  Dalam QS. Al-Mu'min ayat 60 : Alloh Berfirman :

Yang Artinya : Berdoalah Kamu Niscaya aku akan mengijabah keinginanmu

Dalam ayat ini terkadang kita hanya memperhatikan, keinginan kita yang diajukan kepada Alloh SWT. Dan maunya cepat terkabul, Tanpa melihat kepada siapa yang mampu untuk memberikan semua permintaan itu. Padahal dalam ayat ini yang harus diperhatikan adalah Dzat yang Maha Pemberi yakni Alloh SWT. fokus terhadap isim maf'ulnya, jangan kepada Fi'ilnya....

Seorang mukmin mempunyai Tanda-tanda akan kesejatiannya seorang muslim, yakni : Dia akan lebih Iman atau Yakin dengan telah Allah Tentukan untuknya, daripada apa yang tangan manusia itu sendiri  yangmengusahakannya. Umpamanya ketika kita sudah sangat serius dalam berdoa yang kita panjatkan, namun seolah tidak mendapatkan pengabulan Doa, maka yang harus terlebih dahulu kita koreksi adalah tentang diri kita, apa kita sudah layak untuk meminta, bisa jadi perbuatan-perbuatan dosa kitalah yang menghalangi pengabulan doa kita, maka orang yang selalu sadar akan kehinaan diri, tidak akan banyak menuntut, dan seolah protes karena doanya tidak mendapatkan pengabulan doa, karena kita fokus pada diri kita, apakah sudah benar-benar Iyyakana'budu atau belum?

Maka jika diri kita sadar sampai kesana , kita akan lebih merasa malu tiada tara, dalam permohonan doa tersebut. Maka untuk ukuran kita, Berdoa kita jadikan sarana Ibadah, karena jadikan nilai-nilai ibadah yang selalu kita panjatkan semoga mendorong kita untuk lebih memperhatikan kwalitas ibadah kita masing-masing.


Hakikatnya dari permohonan doa yang kita panjatakan kepada sang Kholiq, adalah sebuah refleksi dari objek yang telah Allah siapkan. Hakikatnya kita Tidak serta merta  menginginkan sesuatu di dalam hati, kecuali Alloh SWT telah menyiapkan objeknya. Tanpa objek yang telah  disediakan, pada dasarnya orang tidak akan memanjatkan doa kepada-Nya. Contoh ketika kita menginginkan sebuah makanan, karena  mungkin baunya sudah tercium menusuk hidung.

Namun seperti yang sudah kami sebutkan tadi, terkadang manusia lupa dan terjebak oleh ketidak puasan, ketidak sabaran, yang timbul dari syahwat nafsi, sehingga WAHAM (prasangka salah) selalu mengintai benaknya. Sehingga dalam berdoa juga yang seharusnya kita jaga kesopanan etika dalam berdoa, jangan sampai kita merusak tatanan hati yang sudah kotor, terus dikotori lagi dengan WAHAm tadi, sehingga manusia yang demikian akan sangat sengsara bahkan bisa jadi putus asa hanya dengan tidak terpenuhi keinginananya dalam permohonan doa-nya.

Doa dalam hakikatnya perlu pengenalan tentang Ma'rifat, karena jika tidak , jelas akan selalu terjebak dengan kesalahan dan ketidak sabaran yang pemicu utamanya adalah syahwat nafsi yang sangat besar dan tidak teratasi.

Kesimpulan dari hikmah yang ke 6 ini, Sebagai hamba yang sedang berusaha, meningkatkan kecintaan dan kema'rifatan tengtang segala hal kepada Alloh SWT, hendaklah jangan berputus asa dari apa yang telah diajukan permintaannya, namun belum terealisasi. Karena Ingat dalam urusan Doa dan Ijabah itu hanya hak prerogatif Alloh SWT semata,. Semoga bermanfaat

0 Response to "Al Hikam Hikmah ke 6 - Masalah Do'a da Ijabah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel