Kitab Al Hikam " Riya Khofi " Hikmah ke 157
Thursday, March 10, 2016
Add Comment
Bismillahirrahmanirrahiim.
BAHASAN Tentang msalah yang sangat samar yaitu Tentang RIYA
Hikmah Syeikh Ibn Athoillah yang ke 157 itu, memberitahukan kepada kita tentang bahaya yang dapat menjadikan amal tiddak ada harganya di pandangan Alloh SWT, karena dalam hatinya masih melirik kepada selain Alloh (Riya dalam amal Perbuatan) terkadang kita sendiri tidak sadar bahwa kita ini sedang riya, apa sebabnya ? di karenakan sangat lembutnya/samarnya sehingga si pelakunya tidak tahu sedang melakukan kesalahan dalam amal perbuatannya.
Sebenarnya hikmah 157 ini masih melanjutkan dari mutiara hikmah yang ke 156, yaitu tentang bagian nafsu dalam diri kita, karena nafsu ada yang baik ada yang buruk,
kenapa Syeikh Ibnu Athoillah sangat panjang dalam bahasannya tentang bagian nafsu ? dikarenakan Ibnu Athoillah tahu akan bahanyanya dan betapa sangat sulitnya untuk menyembuhkannya, maka di sampaikanlah beberapa mutiara hikmah lanjutan dari hikmah sebelumnya. kita simak redaksi keterangan dari hikmahnya :
" Terkadang riya datang kepada kita dalam amal perbuatan, yang orang lain tidak mengetahuinya
maka yang demikian disebut Riya Khofi "
Apa itu Riya ? riya adalah diantara sifat-sifat makhluk (manusia) yang dalam perbuatannya itu mau di lihat orang, ada bahagia bila ketahuan orang. dan ada tujuan ingin di muliakan orang tanpa ada sedikitpun mengharap Ridho Alloh
Catatan : Kepada siapa Riya dalam amal itu akan datang ? tentunya kepada ahli ibadah, seperti yang biasa sholat, shodaqoh, hadir dalam pengajian umum riya akan selalu datang dan lain sebagainya, dan terkadang orang yang riyanya tidak sadar, bahwa amal yang di dalamnya dilandasi dengan riya akan hancur, kenapa Hancur ? karena orang yang ria, hatinya hanya tertuju kepada makhluk tidak kepada Alloh SWT yang akan memberikan pahala dari amal tersebut.
maka orang yang riya itu tidak mengingat Alloh kecuali sedikit bahkan tidak ingat sama sekali. Na'udzubillah tsuma Na'udzubillah
Firman Alloh SWT QS. An-Nisa 142
Artinya :
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali
Orang yang beramal dengan tujuan selain Alloh, itu sama saja mempersekutukan Alloh atau dengan kata lain berbuat Musrik, seperti halnya contoh diatas : beramal cuma ada keinginan ingin lebih di muliakan orang karena keta'atannya, maka yang demikian jelas termasuk riya Jali.
Maka untuk itu kita kaji masalah riya melalui mutiara hikmah Syeikh Ibnu Athoillah ini , karena jika sudah mengetahuinya, toh bila kita beramal apa saja, dan dalam hati terbesit ada perasaan bahagia karena ada orang lain , atau di lihat orang lain, kita bisa langsung ber Istigfar (memohon ampun kepadaNYa atas kesalahannya itu ), karena seorang Mu'min Salim atau Muridin ketika beribadah, hanya cukup dengan dilihat oleh Alloh SWT, karena hanya Dialah yang dapat mengganjar dan memberi manfaat pada amal perbuatan kita, sedangkan makhluk bisa apa, makhluk tidak bisa memberi manfaat dan menolak mafsadat.
Riya terbagi menjadi dua : ada Riya Khofi dan Riya Jali
Riya Jali adalah riya yang sudah sangat jelas pejelasannya dalam beberapa ayat-ayat suci Al-Qur'an dan hadist-hadist Rosululloh SAW, yang inti dari semuanya dengan perbuatan yang didalamnya ada riya, maka hancurlah semua amal itu , Naudzubillah.
Akan tetapi mau Riya khofi atau Riya Jali, dalam bentuknya tetap sama dalam hal menghancurkan amaliah yang kita perbuat , karena itu perbuatan yang sama-sama musrik, jangan di pandang riya khofi ( samar ) dan jalinya, ya kalau racun tetap racun.....harus di hindari
kita lanjut ......
" tidak akan selamat dari Riya Jali dan Khofi, kecuali orang-orang yang Ma'rifatulloh, dan orang yang mentauhidkan-Nya, karena Alloh SWT telah mensucikan hati para Arif Billah dari yang paling samar-samarnya musrik ( riya )
dalam keterangan di atas , kita hanya bisa mengelus dada, jika kita belum mencapai Ma'rifatulloh, karena orang yang maqomnya biasa tidak akan selamat dari perbuatan riya di dalam Hati ( SIR ) kita, karena kalau masih sebatas ahli ibadah, walau sampai ada tanda hitam pada jidat seseorang, bila belum Ma'rifatulloh akan tetap datang yang namanya Riya.
Maka jika ingin selamat dari Riya, inti dari hikmah yang ke 157 ini memberitahukan kepada kita hanya orang-orang yang Ma'rifatulloh yang dapat selamat dari riya , karena Alloh SWT membersihkan hatinya dari debu-debu Musrik ( riya ), untuk itu kita sebagai muridin di giring supaya ada kemauan untuk beribadah Wushul, supaya dalam beribadah selamat dari riya, itu tujuan Mutakalim Syeikh Ibnu Athoillah dalam mutiara hikmah kali ini.
Jika kita sebagai orang yang ada Himmah Wushul /cita-cita wushul dalam Ibadah kepada Alloh, jangan putus asa, teruskan Ibadah jangan berhenti beramal, hanya karena dalam amal selalu ada riya, dan beramal sholihlah yang banyak, dan apabila penyakit itu datang tiba-tiba walau tidak di undang hehehe , maksudnya riya khofi....., kita meminta pertolongan kepadaNYA agar amal yang kita lakukan bersih dari Riya dan selalu beristigfar, meminta ampun dari segala kesalahan.
Mudah-mudahan kita selalu ada dalam lindungan dan Inayahnya, sehinga ada kesempatan untuk beramal yang bersih. Amiin Ya Robbal Alamiin.
0 Response to "Kitab Al Hikam " Riya Khofi " Hikmah ke 157"
Post a Comment